Khutbah Hari Raya Idul Adha 2017 Tentang Ibadah Haji

Khutbah hari raya idul adha 2017 - pelaksanaan sholat idul adha berbeda dengan pada umumnya yaitu meskipun di kerjakan 2 rakaat namun sholat idul adha harus memiliki dua khutbah, yaitu khutbah pertama dan khutbah kedua. Sekilas memang tidak jauh berbeda dengan jum'at tetapi apabila diketahui ternyata memiliki perbedaan yaitu waktu pelaksanaan khutbahnya, apabila pada idul adha setelah sholat sedang ketika jum'at sebelum sholat jumat.
Khutbah hari raya idul adha 2017
Khutbah hari raya idul adha 2017

Dari segi rukun antara khutbah idul adha ini tidak jauh berbeda dengan jum'at yaitu ada lima seperti menyampaikan pesan atau wasiat, mengucap hamdalah, membaca ayat Al-Quran dan berdoa mohon ampunan untuk umat Islam, bershalawat kepada nabi Muhammad SAW. serta rukun rukun tersebut harus benar-benar terpenuhi secara bena, karena apabila salah satunya tertinggal di pastikan khutbah nya tidak sah..

Dari segi tema atau judul yang harus di ambil oleh khatib atau orang yang khutbah alangkah baiknya jika membahas hal-hal yang berkaitan dengan keadaan misalnya qurban, ibadah haji atau bisa juga berhubungan dengan niat puas idul adha dan keutamaannya. Tujuan agar terdengar tertib dan bisa mudah di tangkap oleh para jamaah yang hadir.

Contoh Teks Khutbah hari raya idul adha 2017

Bagi anda yang sedang mencari contoh teks khutbah idul adha bisa langsung simak di bawah ini, karena kami sengaja menulis agar bis memudahkan pelaksanaannya sehingga tidak perlu mencari sumber lain. Silahkan ambil dan manfaatkan sebaik mungkin, mohon maaf apabila kurang begitu rinci.
Khutbah Pertama Idul Adha

اللهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ (×3)اللهُ اَكبَرْ (×3
اللهُ اَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالحَمْدُ لِلّهِ بُكْرَةً وَأصِيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَ للهِ اْلحَمْدُ
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى جَعَلَ لِلْمُسْلِمِيْنَ عِيْدَ اْلفِطْرِ بَعْدَ صِياَمِ رَمَضَانَ وَعْيدَ اْلاَضْحَى بَعْدَ يَوْمِ عَرَفَةَ. اللهُ اَكْبَرْ (3×) اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ اْلمَلِكُ اْلعَظِيْمُ اْلاَكْبَرْ وَاَشْهَدٌ اَنَّ سَيِّدَناَ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ اَذْهَبَ عَنْهُمُ الرِّجْسَ وَطَهَّرْ
اَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَاللهِ اِتَّقُوااللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Merupakan suatu hal yang patut syukuri, sebab di pagi hari yang cerah ini alhamdulillah kita semua masih di beri kesempatan untuk bisa merasakan dan berkumpul di hari yang agung ini untuk melaksanakan shalat ied idul adha, Baru saja kita melaksanakan ruku, sujud serta bacaan-bacaan takbir dan tahmid, semga saja semua itu menjadi bukti dari ketaqwaan kita kepadaallah swt, serta Takbir yang kita ucapkan barusan bukanlah hanya sekedar gerak bibir semata tetapi merupakan pengakuan dalam hati akan keagungan dan kebesaran allah swt.

اللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكبَرْ

Hadirin yang di muliakan allah

Perlu kita ketahui bahwasanya ibadah haji merupakan kesatuan dengan qurban dan shalat idul adha yang mana pengerjaan dari ketiganya tersebut merupaka dari kesatuan ibadah kepada allah swt serta menjadi bukti dari syiar, kekuatan dan dakwah umat islam. sebagai mana allah swt telah berfirman dalam salah satu ayatnya :

إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ ۖ فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ أَوِ اعْتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ أَنْ يَطَّوَّفَ بِهِمَا ۚ وَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَإِنَّ اللَّهَ شَاكِرٌ عَلِيمٌ

Artinya : “Sesungguhnya Shafaa dan Marwa adalah sebahagian dari syi'ar Allah. Maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber-'umrah, Maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa'i antara keduanya. dan barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, Maka Sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui”. (QS. Al Baqarah 158).

Yang di maksud dengan syiar allah di sini yaitu ciri-ciri atau tempat-tempat untuk melaksanakan ibadah kepada allah swt atau semua unrusan yang berhubungan dengan agama misalnya sja thawaf (berjalan berputar mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali), sa’i (berjalan bolak-balik sebanyak tujuh kali antara bukit Shafwa dengan bukit Marwah), adzan (panggilan untuk shalat jamaah), dan lain-lain.

Sedangkan syiar-syiar allah yang berhubungan dengan ibadah haji yaitu seluruh proses dalam pelaksanaan ibadah haji seperti misalnya dimulai dengan mengenakan pakaian ihram dan berjalan dari miqat, bermalam di Mina pada hari Tarwiyah (8 Dzulhijjah), wukuf di padang Arafah (9 Dzulhijjah), bermalam di Muzdalifah (malam 10 Dzul Hijjah), lalu melempar Jumrah sebagai simbolisasi melempar syetan di Mina (10, 11, 12 Dzulhijjah), melaksanakan tahalul (dengan memotong/mencukur rambut), serta thawaf wada’ sebagai perpisahan. Termasuk di antara syiar haji adalah menyebut-nyebut asma Allah SWT dalam menyembelih korban serta memakannya dan membaginya kepada fakir miskin sebagaimana firman Allah Swt:

لِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ عَلَىٰ مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ ۖ فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْبَائِسَ الْفَقِيرَ

supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir (QS. Al Hajj 28).

اللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكبَرْ

Hadirin yang di muliakan allah

Ibadah Haji merupakan prosesi ibadah yang telah menyatukan sikap dan kalimat setiap jamaah yang datang dari latar belakang beragam. mulai dari bangsanya, bahasa, warna kulit, jabatan, dan status sosial hingga kedudukannya, dengan pakaian ihram yang sama, serentak mereka mendeklarasikan sikap dan tindakan mereka memenuhi panggilan Allah SWT.: Labbaika Allahumma labbaik, labbaika laa syarika laka labbaik, innal hamda wan ni’mata laka wal mulk, laa syarika laka…(Kupenuhi panggilan-Mu ya Allah, Kupenuhi panggilan-Mu, kupenuhi panggilan-Mu tiada sekutu bagi-Mu, kupenuhi panggilan-Mu, sesungguhnya segala puji, segala nikmat, dan segala kekuasaan adalah milik-Mu, tiada sekutu bagi-Mu)…

Kalimat tersebut secara serentak dan bersamaan terus di kumandangkan tiada henti, Sungguh sangat dahsyat dan mampu membuat merinding orang yang mendengarnya, kalimat yang sama di di bacakan secara bersamaan oleh jutaan orang dari berbagai penjuru dunia, maka dari itu ibadah haji menjadi sebuah momentum bersatnya kekuatan islam terbesar seelah jihad fi sabilillah. sebagai mana dalam firmannya :

ذَٰلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ

Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati
(QS. Al Hajj 32).

اللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكبَرْ

Hadirin yang di muliakan allah

Adapun qurban ini yaitu suatu peribadahan yang begitu diunggulkan pada hari raya Idul Adha. Idul Adha sendiri maknanya adalah, kembali berkurban, yakni menyembelih kambing, sapi, atau unta, dengan syarat-syarat tertentu setelah sholat Iedul Adha. Diriwayatkan dari 'Aisyah Ra. ia berkata, bahwa Nabi Saw bersabda: "Tidak ada suatu amalan pun yang dilakukan oleh manusia pada Hari Raya Qurban, lebih dicintai Allah selain dari menyembelih hewan qurban. Sesungguhnya hewan kurban itu kelak di hari Kiamat akan datang beserta tanduk-tanduknya, bulu-bulunya dan kuku-kukunya, dan sesungguhnya sebelum darah qurban itu menyentuh tanah, ia (pahalanya) telah diterima di sisi Allah, maka beruntunglah kalian semua dengan pahala qurban itu." (HR. Tirmidzi, no: 1413)

Oleh karena itu, setiap muslim yang mampu sangat dianjurkan berkurban. Kepada yang enggan berkurban padahal mampu, Rasulullah Saw bersabda: "Barangsiapa yang mempunyai kemampuan untuk berqurban, tapi ia tidak mau berqurban, maka janganlah ia dekat-dekat di musholla (tempat shalat) kami." (HR. Ahmad).

Di zaman Nabi Saw musholla adalah lapangan yang khusus hanya untuk sholat Iedul Fitri dan Iedul Adha. Begitu perhatian Nabi saw. kepada syiar dan dakwah Islam hingga beliau Saw. memerintahkan seluruh kaum muslimin, tua muda, pria dan wanita agar hadir mengikuti sholat atau bahkan sekedar mendengarkan khutbah.Bahkan wanita yang sedang haid pun diperintahkan untuk hadir di lapangan. Yang tidak punya jilbab agar dipinjami untuk bisa hadir. Beliau Saw memerintahkan agar umat Islam mengambil jalan berbeda antara datang ke tempat sholat dengan pulangnya seraya mengumandangkan takbir. Bahkan kalimat takbir, tahlil, dan tahmid itu diminta terus dikumandangkan selama empat hari sampai akhir hari tasyriq tanggal 13 Dzulhijjah. Demikian juga menyembelih kurban dengan mengucapkan “Bismillahi Allahu Akbar!” dan memakan dagingnya bersama keluarga dan sahabat serta membagikan kepada fakir miskin pada tanggal 10, 11, 12, dan 13 Dzulhijjah adalah syi’ar dan kegembiraan untuk mengagungkan asma Allah yang sangat bernilai bagi persatuan dan kesatuan umat serta da’wah Islam.

اللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكبَرْ

Hadirin yang di muliakan allah

Dan di akhir kata marilah kita memohon kepada Allah Swt agar ibadah para jamaah haji diterima, sebagai haji mabrur. Semoga sepulang mereka ke tanah air masing-masing menjadi pelopor kebenaran dan kebajikan. Semoga kita yang ada di tanah air, diberi kekuatan untuk menjaga persatuan dan kesatuan umat Islam, dengan tetap berpegang teguh kepada tali agama Allah (QS. Ali Imran 103), membesarkan syi’ar-Nya, memperkuat da’wah kepada-Nya, memberdayakan ilmunya para ulama, hartanya para aghniya, dan doanya para dhuafa, agar mampu berjuang menegakkan syariat Allah Swt di bumi Indonesia tercinta ini.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

KHUTBAH KEDUA :

اللهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ (4×) اللهُ اَكْبَرْ كبيرا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَ أَصْيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَ اللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ اْلحَمْدُ
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِين وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتَكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ.
رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ

Demikianlah contoh khutbah idul adha 2017 1438 H tentang ibadah haji dan hikmah berqurban pendidikan persatuan dan kepemimpinan dan nabi ibrahim. semoga saja berguna serta bisa menjadi sebuah motivasi yang sangat baik untuk para pembaca agar semakin meningkatkan ketaqwaannya.