Tata nama senyawa kimia

Pada pelajaran kimia ini kita akan mempelajari tata nama senyawa kimia baiklah langsung saja tata nama senyawa kimia dibagi menjadi dua, yaitu yang pertama adalah tata nama senyawa biner (senyawa yang hanya terdiri atas dua jenis atom), dan yang kedua adalah tata nama senyawa poliatomik.
Tata nama senyawa kimia

1. Tata Nama Senyawa Biner

Senyawa biner dapat terbentuk dari unsur logam dan unsur nonlogam, atau terbentuk dari unsur-unsur nonlogam.
a. Tata Nama Senyawa yang terbentuk dari Unsur Logam dan Nonlogam
1). Senyawa yang unsur logamnya memiliki satu bilangan oksidasi (yaitu atom unsur golongan IA, IIA, dan IIIA), nama logam ditulis terlebih dahulu diikuti dengan nama nonlogam, dan diberi akhiran -ida.
Contoh:
  • NaCl = natrium klorida
  • KH = Kalium Hidrida
  • Na2O = natrium oksida
  • Li3N = litium nitrida
  • Na2S = natrium sulfida
  • Mg3N2 = magnesium nitrida
  • CaF2 = kalsium fluorida
  • AlH3 = aluminium hidrida
  • BaS = barium sulfida
  • Al2S3 = aluminium sulfida
Untuk mempermudah, saya sertakan nama-nama ion positif dan ion negatif:

2). Senyawa yang unsur logamnya memiliki bilangan oksidasi lebih dari satu, muatan logamnya dituliskan menggunakan angka romawi dalam tanda kurung.
Contoh:
  • FeSO4 (besi (II) sulfat), kalau diionisasi  FeSO4 → Fe2+ + SO42-
  • FeCl3 (besi (III) klorida), kalau diionisasi FeCl3 → Fe3+ + Cl
b. Tata Nama Senyawa biner yang terbentuk dari unsur-unsur nonlogam
1). Nama nonlogam yang memiliki bilangan oksidasi positif dituliskan lebih dahulu. Bilangan oksidasinya ditulis dengan menggunakan angka romawi dalam tanda kurung. Kemudian, diikuti dengan nama nonlogam yang memiliki biloks negatif dengan menambahkan akhiran -ida.
Bilangan oksidasi dan tata nama senyawa biner
Senyawa Bilangan oksidasi positif Nama
N2O +1 Nitrogen (I) oksida
NO +2 Nitrogen (II) oksida
N2O3 +3 Nitrogen (III) oksida
NO2 +4 Nitrogen (IV) oksida
N2O5 +5 Nitrogen (V) oksida
P2O3 +3 Fosfor (III) oksida
P2O5 +5 Fosfor (V) oksida
PCl5 +5 Fosfor (V) klorida
SO2 +4 Belerang (IV) oksida
SO3 +6 Belerang (VI) oksida
2). Jumlah unsur pertama dituliskan lebih dahulu, diikuti dengan nama unsur nonlogam pertama. Kemudian menuliskan jumlah unsur kedua, diikuti dengan nama unsur nonlogam kedua dengan diberi akhiran –ida. Awalan untuk satu (mono) ditiadakan, kecuali untuk karbon monoksida. Jumlah unsur dinyatakan dalam bahasa Yunani, sebagai berikut:
  • 1= mono
  • 2= di
  • 3= tri
  • 4= tetra
  • 5= penta
  • 6= heksa
  • 7= hepta
  • 8= okta
  • 9= nona
  • 10= deka
Rumus molekul dan tata nama beberapa senyawa
Rumus Molekul Nama Rumus Molekul Nama
N2O Dinitrogen oksida PCl5 Fosfor pentaoksida
NO Nitrogen oksida SO2 Belerang dioksida
N2O5 Dinitrogen pentaoksida SO3 Belerang trioksida
P2O3 Difosfor trioksida CCl4 Karbon tetraklorida
P2O5 Difosfor pentaoksida CO Karbon monoksida
Khusus untuk senyawa biner yang terbentuk dari unsur-unsur nonlogam yang mengandung hidrogen (H), diberikan penamaan sebagai berikut.
  • HCl = asam klorida atau hidrogen klorida
  • H2S = asam sulfida atau hidrogen sulfida
  • H2O = air atau hidrogen oksida
  • CH4 = metana (bukan karbon tetrahidrida atau hidrogen karbida)
  • NH3 = amonia (bukan nitrogen trihidrida)

2. Tata Nama Senyawa Poliatom

Senyawa poliatom dibentuk oleh lebih dari dua atom yang berbeda. Pada umumnya, anion suatu senyawa poliatom terbentuk dari dua jenis atom yang berbeda. Nama kation disebut lebih dulu, diikuti nama anion. Anion poliatom yang mengandung oksigen sebagai atom pusatnya dan memiliki biloks besar, diberi –at. Adapun anion poliatom yang memiliki bilangan oksidasi lebih kecil diberi akhiran –it.
Rumus molekul dan tata nama beberapa senyawa dan ion poliatom
Rumus Molekul Nama Rumus Molekul Nama
K2SO4 Kalium sulfat Na3PO3 Natrium fosfit
K2SO3 Kalium sulfit PO43- Ion fosfat
SO42- Ion sulfat PO33- Ion fosfit
SO32- Ion sulfit KCN Kalium sianida
Na3PO4 Natrium fosfat CN Ion sianida

Itulah pelajaran kimia tentang tata nama senyawa. apabila kalian masih bingung bisa bertanya melalui kolom komentar, saya akui pelajaran kimia ini tidaklah mudah untuk difahami, membutuhkan konsentrasi yang lebih dari biasanya.