Beberapa diantara kalian mungkin pernah membaca mengenai perlawanan kaum padri, pada pelajaran sejarah kesempatan hari ni kita akan mencoba membahas beberapa hal yang penting yang akan disampaikan berikut ini, mari simak artikelnya.
Sampai pada tahun 1836, kaum Padri belum dapat dikalahkan Belanda. Pada
tahun 1837, Belanda di bawah pimpinan Kolonel Michiels mengadakan
serangan besar-besaran terhadap kaum Padri di Bonjol. Kaum Padri
berjuang mati-matian mempertahankan Benteng Bonjol. Akibat persenjataan
yang kurang, pada tahun 1837 Benteng Bonjol jatuh ke tangan Belanda.
Tuanku Imam Bonjol tertangkap dan dibuang ke Cianjur dan kemudian
dipindahkan ke Minahasa hingga wafat (1864). Tuanku Imam Bonjol
dimakamkan di Pineleng dekat Manado.
![]() |
Perlawanan Kaum Padri |
Perlawanan Kaum Padri (1821-1837)
Kaum Padri adalah kelompok masyarakat yang ingin menegakkan agama Islam
dari tindakan-tindakan yang menyimpang dari ajaran Alquran. Tokoh kaum
Padri yang terkenal adalah Tuanku Imam Bonjol, Tuanku nan Cerdik, Tuanku
Pasaman, dan Tuanku Hitam. Gerakan tersebut muncul di Minangkabau.
Sikap itu mendapat tentangan keras dari kaum Adat. Kaum adat merupakan
kaum yang tetap ingin mempertahankan kebiasaannya. Akibat pertentangan
itu, masyarakat Minangkabau terpecah menjadi dua kelompok yang saling
bermusuhan. Puncak permusuhan itu menyebabkan terjadinya Perang Padri.
Permusuhan makin sengit ketika kaum Adat meminta bantuan kepada Belanda.
Oleh karena itu, kaum Padri juga memusuhi Belanda.
Tuanku Pasanian dengan pasukannya menyerang pos Belanda di Semawang,
Soliair, dan Lintau Sipinang pada bulan September 1821. Karena
kewalahan, Belanda akhirnya mengerahkan segala kekuatan dengan dibantu
kaum Adat bertempur melawan Tuanku Pasaman. Serangan itu berhasil
mendesak kaum Padri. Belanda pun mendirikan Benteng Fort van der
Cappelen di Batusangkar.
Pada tanggal 10 Juni 1822, pasukan Belanda di Tanjung Alam diserang kaum
Padri. Pada tanggal 14 Agustus 1822, pasukan Tuanku Nan Renceh
menyerang Belanda di daerah Baso sehingga Belanda terdesak. Bahkan,
Kapten Goffinet luka parah.
Ketika Raaff menjabat residen, Belanda mengajak damai kaum Padri. Pada
tanggal 22 Januari 1824, Belanda berhasil mengadakan perundingan damai
dengan kaum Padri di Bonjol. Akan tetapi, Tuanku Damasiang menolaknya.
Akibatnya, Kota Lawas diserang Belanda dan Tuanku Damasiang menyerah.
Peristiwa itu menimbulkan amarah kaum Padri di Bonjol. Mereka bangkit
dan mengobarkan peperangan lagi. Pos Belanda di Saruaso diserbu dan
membawa banyak korban di pihak Belanda. Di Tanjung Alam dan Agam terjadi
serangan. terhadap Belanda pimpinan Kapten Bauer (April 1825).
Meletusnya Perang Padri di Sumatera Barat pada tahun 1825 bersamaan
waktunya dengan Perang Diponegoro di Jawa Tengah. Kedudukan Belanda
bertambah sulit karena harus mengirimkan pasukannya ke Jawa. Belanda
kembali mengajak damai kaum Padri dengan menandatangani perjanjian di
Padang pada tanggal 15 November 1825. Mulai saat itu antara Belanda dan
kaum Padri melakukan gencatan senjata.
Gencatan senjata antara Belanda dan kaum Padri tidak berlang-sung lama
karena Belanda ingkar janji sehingga perlawanan berkobar lagi.
Pertempuran terjadi di Bonjol dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol, Tuanku
nan Gapuk, dan Tuanku Hitam. Pada tanggal 12 Desember 1829, kaum Padri
yang dipimpin Tuanku nan Cerdik di Pariaman berhasil mengalahkan Belanda
pimpinan Kapten de Richemont. Di pihak Belanda banyak jatuh korban.
Sementara itu,kaum Adat yang merasa kalah ditinggalkan oleh Belanda.
Belanda merasa kecewa dan berbalik memusuhinya. Setelah Perang
Diponegoro di Jawa selesai, van den Bosch mengirimkan bantuan militer
dan persenjataan dari B atavia ke Minangkabau. Di dalamnya ikut Sentot
Prawirodirjo dan prajuritnya yang telah menyerah kepada Belanda. Pasukan
Belanda yang makin kuat akhirnya dapat mendesak kaum Padri dan
menduduki beberapa daerah penting. Kaum Padri terus bertahan dan
menyerang pos-pos Belanda yang lemah.
Baca juga:
Itulah sekilas mengenai sejarah Perlawanan Kaum Padri, masih banyak lagi sebenarnya yang ingin kami sampaikan tapi karena waktu yang saat ini tidak mendukung, semoga artikel sejarah ini bermanfaat menambah wawasan anda, dan memperluas peneahuan anda dibidang sejarah.